Sabtu, 14 Maret 2009

Cara Kerja AIS (Air Induction System)



Di semua motor baru sudah pasti dilengkapi AIS (Air Induction System). Fungsinya untuk mengurangi kepekatan atau polusi gas buang. Namun banyak yang salah kaprah dan menuduh AIS sebagai biang keladi yang bikin tenaga mesin ngedrop. Akibatnya banyak yang melepas atau membuang AIS.

Nah, biar tidak salah paham tentang AIS, lebih baik tahu cara kerjanya. Juga mesti tahu dulu namanya. Kan nama AIS sendiri sebutan dari Yamaha. “Khusus di Honda, SASS (Secondary Air Supply System),” jelas Handy Hariko, Deputi Technical Service Division, PT Astra Honda Motor (AHM).

“Di Suzuki beda lagi namanya. Disebut PAIR (Pulsed Secondary Air Injection System),” timpal Pendy Suryanda dari bagian training roda dua, PT Indomobil Niaga Interantional. Begitupun di Kawasaki sudah pasti lain. Namanya HSAS (High-performance Secondary Air System).

Fungsinya sama dan tidak ada bedanya. Begitu juga cara kerjanya. “Menginjeksikan udara ke lubang exhaust. Sehingga polutan gas buang jadi berkurang,” ucap Handy Hariko sambil tersenyum.
Karena cara kerjanya sama, biar lebih tahu dan tahu lebih, monggo ambil sampel SASS seperti di Honda Supra X 125.

Namun sebelum tahu cara kerjanya harus tahu dulu komponen pendukung SASS. Paling utama rumah SASS yang seperti keong. Ukurannya kira-kira segede keong laut atau sawah. Iya, kalau besar sekali namanya Keong Mas. Kalau itu adanya di Taman Mini Indonesia Indah.

Rumah keong ini sebenarnya hanya sebagai katup buka-tutup. Di rumah keong juga ada tiga slang. Dua slang besar berdiameter 10 mm dan satu lagi kecil dengan diameter 5 mm. Dua slang besar tadi beda tujuan. Ada yang yang menuju filter udara dan satu lagi menuju pipa di kepala silinder. Sedang slang kecil menuju intake manifold.

Jadi cara kerjanya juga praktis. Ketika motor distarter, terjadi kevakuman di manifold. Lalu kevakuman diteruskan lewat slang kecil menuju rumah keong SASS. Katup SASS terbuka dan memungkinkan udara dari boks filter terisap akibat kevakuman dari lubang buang.

“Akibatnya udara dari boks filter mengalir menuju lubang buang. Campur dengan gas bekas,” jelas Handy Hariko yang berkulit bersih dan berambut lurus itu. Kepekatan gas buang jadi berkurang.

Lebih jelas lihat skema.


GAS BEKAS LEBIH AMAN

Gas hasil pembakaran sudah pasti beracun. Kan mengandung CO (karbon monoksida) dan HC (hidro karbon). Dengan diinjeksikannya udara lewat SASS atau AIS, tentu bikin lebih aman. Supaya tidak begitu beracun.

Misalkan CO di lubang buang yang sedang mengalir ketemu udara yang mengandung oksigen (O2). Hasil perkawinannya jadi CO2 yang tidak begitu berbahaya dibanding CO.

Begitupun HC jika ketemu udara yang mengandung oksigen (O2). Maka akan terjadi perkawinan dan menghasilkan H2O (air) dan karbon yang dilepas ke udara. Ini bikin molekul hidrokarbon berbahaya jadi ramah lingkungan. Ini tugas sebenarnya.



DI LUAR SISTEM MESIN

Dilihat dari cara kerjanya, SASS alias AIS sudah pasti di luar sistem mesin. Dengan begitu tidak mempengaruhi cara kerja mesin. Wajar jika keberadaan AIS tidak berpengaruh terhadap pengurangan tenaga mesin.

Seperti pernah dites Em-Plusedisi lalu. Menggunakan dynotest, dipasang dan tanpa AIS, tenaga mesin tetap sama. Tidak ada bedanya, Bro. Namun sedikit bijak jika tetap dipasang. Kan mampu mengurangi polutan